JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota Komisi I Fraksi Gerindra DPR RI Dapil Jatim XI, R Imron Amin ( Ra Ibong ) mengungkapkan, deteksi dini terhadap informasi hoaks yang bisa menyesatkan masyarakat, terutama generasi milenial, harus bisa dibendung Kemenkominfo RI sebelum beredar dan menjadi konsumsi publik.

“Bukan saja dari paparan Covid-19, selamatkan generasi milenial bangsa dari paparan virus informasi hoaks,” ungkap Ra Ibong yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bangkalan.

Baru-baru ini, Kemenkominfo RI telah mengidentifikasi sejumlah 1.857 isu hoaks dengan 4.430 konten terkait penanganan pandemi Covid-19, vaksinasi hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sebaran ribuan konten isu hoaks itu berseliweran di sejumlah media sosial dan media digital sejak Januari 2020 hingga awal Agustus 2021.

 

Salah satu informasi hoaks yakni beredarnya pesan berantai di media sosial WhatsApp dan facebook yang menyebutkan Kemenkominfo dalam peringatan Kemerdekaan ke-76 RI memberikan kuota internet 150 GB secara gratis pada Rabu (18/8/2021).

Berikut isi pesan : “Dalam rangka memperingati HUT RI ke-76, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan operator jaringan seluler memberikan kuota data internet 150 GB secara gratis mulai 17 Agustus hingga 31 Agustus. Menerima kondisi: 1. Anda adalah warga Negara Indonesia, 2. Nomor ponsel adalah operator jaringan Indonesia, 3. Isi ulang tidak valid setelah 31 Agustus.

Kemenkominfo melalui Juru Bicara Dedy Permadi pada Kamis (19/8/2021) membantah sekaligus mengklarifikasi bahwa informasi tersebut tidak benar.

Saat ini pihak Kemenkominfo tidak memiliki program pemberian kuota internet gratis dalam rangka HUT RI.

Ra Ibong mengatakan, saat ini seluruh masyarakat Indonesia tengah berjuang melawan Covid-19.

Karena itu, lanjut pria asal Kabupaten Bangkalan-Madura, Jawa Timur itu, Kemenkominfo RI harus berperan lebih aktif lagi dalam penanganan virus informasi hoaks guna menjaga kondusifitas negara dalam menghadapi pandemi Corona.

“Jangan sampai banyak menyebar informasi bohong yang berpotensi memicu kekhawatiran dan kegaduhan di tengah masyarakat. Terlebih pada kalangan generasi milenial kita sebagai pengguna media sosial terbanyak,” pungkas Ra Ibong.

 

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *